Smarthphone Limbah Jepang Masih Layak Untuk Dibeli? Inilah Keuntungan dan Bahaya Membeli Smartphone Ex Jepang
Apasih smartphone limbah Jepang? Simpelnya, smartphone limbah Jepang adalah smartphone bekasan dari operator-operator dari Jepang. Biasanya terikat kontrak bundling dengan operator Jepang selama tiga tahun. Setelah smartphone tersebut habis masa kontraknya, maka akan dijual kembali ke berbagai negara termasuk Indonesia dengan harga yang jauh lebih murah. Umumnya merk dari smartphone limbah Jepang adalah Sony, Sharp dan merk-merk smartphone lain asal Jepang. Smartphone-smartphone ini dapat dibeli dengan harga rata-rata yang sangat murah, berkisar dari harga satu jutaan hingga dua jutaan. Sedangkan, smartphone yang diperoleh memiliki spesifikasi kelas flagship/lini atas pada jamannya. Dengan harga segitu, dan dengan spesifikasi yang ditawarkan, tentu begitu menggoda untuk dibeli. Namun, tentu ada keuntungan dan kekurangan yang ditanggung pembeli ketika membeli smartphone limbah Jepang ini.
Pertama adalah keuntungan, tentu keuntungan dan daya tarik utama ketika membeli smartphone limbah Jepang adalah harganya yang sangat murah. Seperti contohnya Sony Xperia 1 yang hanya dijual mulai dari harga Rp. 2jt-2,5jt saja. Sedangkan, mantan flagship dari Sony ini harganya tentu di angka belasan juta untuk harga barunya di tahun 2019. Spesifikasi yang ditawarkan juga jelas sangat jauh berbeda dengan smartphone-smartphone dengan rentan harga yang sama. Rp. 2jt-2,5jt merupakan rentan harga yang diisi oleh smartphone kelas menengah hingga menengah ke atas (bekas). Menggiurkan bukan? Chipset Snapdragon 855, fitur khas flagship seperti layar yang sangat bagus, dan kamera ciamik khas Sony, tentu tidak akan dimiliki di smartphone menengah keluaran sekarang.
Hal yang perlu menjadi catatatan adalah resiko yang juga banyak. Pertama, tentunya adalah regulasi atau aturan yang berbeda dari negara asalnya Jepang dengan Indonesia. Sebut saja mengenai IMEI, smartphone yang dijual tidak resmi di Indonesia tentu tidak akan tercatat nomor IMEI-nya di database Kominfo. Hal tersebut tentu akan riskan, meski pada kenyataannya banyak penjual menjajikan kalau smartphone yang dijual sudah mencatatkan IMEI-nya di database Kominfo. Resiko yang perlu menjadi catatatan berikutnya adalah mengenai garansi, penyedia layanan servis di Indonesia dll. Jadi masihkah yakin untuk mebeli smartphone limbah Jepang?
Posting Komentar