Cerpen - Kabut Jadi Duit

Daftar Isi
Kabut Jadi Duit
 
Waktu itu, aku dan seorang sepupuku yang baru pulang dari amerika, setelah tiga tahun kuliah di sana, tengah berkendara di sekitar danau Toba. Sebelumnya, kami telah menempuh perjalanan semalaman dari medan. Tanpa terasa hari sudah pagi, air danau mulai memerah dan kabut mulai muncul. “mengapa banyak asap, nih?” tanya sepupuku panik. Aku balik mempertanyakan asap yang di maksudkannya. aku spontan tertawa keras. “itu bukan asap, tapi kabut,” jelasku. Namun, sepupuku tetap tak paham dengan penjelasanku. “kabut?” tanyanya. Waduh, ternyata akibat lahir dan besar di jakarta tanpa pernah ke luar kota dan terus bablas ke luar negeri membuat sepupuku tak pernah mengenal kabut. Akhirnya aku maklumi karena di jakarta memang susah melihat kabut (embun) sebab yang ada hanyalah asap knalpot kendaraan.
Alhasil, sepanjang perjalanan kami hampir hanya membahas soal kabut. Mobil keluaran tahun 1970-an milik paman yang kami pinjam itu nyaris berjalan tanpa memperhatikan rambu lalu lintas akibat keasyikan kami mengobrol. Tanpa kami sadari, sebuah sedan BMW sedang berhenti di lampu merah di depan kami, tabrakan dari belakang pun tak terhindarkan. Gawat urusan ini. Polantas segera datang dan membawa kami beserta pemilik BMW itu ke kantor polisi.
Kami hanya diam karena takut. Namun, anehnya pemilik BMW tadi justru di masukkan ke penjara. Lima menit kemudian datang seorang pria berpakaian necis menghampiri kami. “terima kasih, terimalah ini sebagai imbalan untuk beli rokok,” katanya. Kami makin merasa heran dan kebingungan. Pria itu memaksa kami untuk menerima imbalan itu darinya. Melihat kami hanya terdiam, ia pun menjelaskan bahwa kami telah membantu menemukan mobil BMW miliknya itu yang hilang sejak 3 minggu yang lalu. Kami pun bersedia menerima pemberiannya.
Alangkah terkejutnya kami, ternyata uang rokok yang kami terima itu sebesar Rp. 20 juta. Sebanyak 12 juta kami gunakan untuk memperbaiki mobil tua paman dan sisanya kami bagi berdua. Gara-gara kabut kami dapat duit. ^_^

Posting Komentar